Kamis, 27 November 2008

Belajar dari Kisah Umar bin Abdullah

kisah ini kudengar dari seorang khatib tarawih pada bulan Ramadhan yang lalu...

dikisahkan mengenai Umar Bin Abdullah, seorang pemimpin muslim yang adil dan bijaksana. suatu hari, anak Umar Bin Abdullah membeli cincin Giok yang harganya sangat mahal. salah seorang yang melihatnya kemudian melaporkan perihal tersebut kepada Umar Bin Abdullah.
"ya Umar, demi Allah saya tadi melihat anak anda membeli cincin Giok dari Cina yang harganya sangat mahal di pasar." ujar si pelapor. mendengar kabar tersebut, alangkah marahnya Umar
"pangil anakku. suruh dia menghadap ayahnya!" ujar Umar dengan tegas.
tak lama kemudian, menghadap lah si anak kepada Umar. lalu umar berujar dengan lembut pada anaknya. "ayah dengar, kau membeli cincin giok yang sangat mahal.. apa itu betul anakku?" lalu yang ditanya menjawab. "ya ayah.. saya membelinya sesiang tadi, selepas zuhur." mendengar pengakuan anaknya, Umar bin Abdullah lalu berujar " wahai anakku, juallah cincin giok itu ke pasar.. setelah itu, berilah makanan kepada para fakir miskin. lalu, jika memang kau menginginkan sebuah cincin, belilah yang terbuat dari besi. lalu buat ukiran huruf arab di lingkar luar cincin tersebut bertuliskan : sesungguhnya Allah mencintai hambanya yang tahu nilai dirinya sendiri." sang anak lalu mengangguk patuh.


dari cerita tersebut, kita dapat menarik pelajaran. bahwa sebagai makhluk sosial , manusia hendaknya tidak menjadi egois. seorang manusia haruslah sadar bahwa dunia tidak dibangun oleh dirinya sendiri, sekaya-raya apapun dia. untuk itu sebuah kepedulian adalah sesuatu yang sangat berarti. tanpa kepedulian terhadap sesama, kita akan jadi segerombolan biadab yang kanibal.
dalam petuah akhir Umar bin Abdullah, ada pesan untuk anaknya dan untuk kita juga tentunya, kita terkadang mencoba untuk menambah nilai diri kita dengan melapisi jasmani kita dengan benda-benda mewah. mobil mewah, handphone keluaran terbaru, perhiasan, dan lain-lain. padahal sebenarnya, manusia sudah memiliki nilai yang sebegitu mulia sebagai khalifah alam. ukuran nilai manusia dibangun dari bagaimana dia menjalankan peran khalifah tersebut. malah terkadang, hasrat terhadapa kemewahan yang membabi-buta-lah yang membuat kita menjadi kebinatang-binatangan..!
Azhar irfansyah, 2008

Tidak ada komentar: