Rabu, 24 Desember 2008

Untuk Intan Hidayatin

maaf terlambat,..

tapi, tidak ada yang terlalu terlambat untuk menyatakan rasa terimakasih dan cinta yang paling tulus.

mama.. diatas pangkumu aku meringkuk, dalam rengkuhmu aku nyaman, dari setiap tuturmu aku belajar..

waktu itu aku masih duduk di sekolah dasar.. pulang sekolah berurai air mata. dijahili teman-teman! jawabku saat mama tanya kenapa aku menangis. satu jemputan menjahili dan mengejekku karena aku memakai tas bergambar Donal Bebek. "haha.. Donal Bebek itu kan tidak pakai celana!!" ujar seorang teman dalam mobil jemputan memulai. dasar para bocah, mulailah mereka mencoba menaggalkan celanaku.
saat dengar ceritaku, mama kemudian mengambil spidol marker hitam. "sini tasnya.. biar ga diledek teman-teman lagi, biar mama gambarin celana untuk Donal Bebeknya" ujar mama lembut. digambarlah celana untuk si Donal Bebek.
memang gambar celana itu bukan buatan Picasso, Da Vinci, atau pelukis kenamaan lainnya. tapi menurutku, gambar celana itulah gambar yang paling indah. setiap guratan-guratannya adalah kasih sayang dari mama!

aku tidak akan melupakannya seumur hidup..

waktu itu aku baru saja lulus SD, tinggal beberapa hari lagi menuju pesantren. aku sadar betul beberapa hari lagi aku akan jauh dari mama. sementara mama di jakarta , aku di bogor pedalaman. sementara mama memasak di rumah, saya mengaji di pesantren.. bagaimana dengan pelukannya ma..? bagaimana dengan canda tawanya..? kalau boleh, aku selalu ingin didekat mama..
makanya, beberapa hari sebelum berangkat ke pesantren, aku selalu menangis di dalam tolilet. aku tidak ingin mama tau kalau aku menangis, aku tidak mau mama jadi sedih. makanya saat ditanya kenapa aku terus-menerus bolak-balik ke toilet, aku bilang kalau aku sedang diare.

aku ingin selalu di dekat mama..

waktu itu pihak pesantren mengeluarkan aku dari institusinya. alasannya aku tidak disiplin, dan aku juga telah menghasut anak-anak lain untuk keluar dari pesantren.. itu semua tidak benar! aku dikeluarkan karena salah satu ustadz sudah gerah dengan kekritisanku.
teman-temanku di pesantren menangis ketika tau bahwa aku dan tiga temanku yang lain telah dikeluarkan. aku dan teman-teman yang lain (yang juga dikeluarkan) pun diantar ke rumah masing-masing. semuanya khawatir dan gelisah. takut kalau-kalau sesampainya dirumah, mereka akan di marahi orang tuanya masing-masing. semuanya khawatir kecuali aku!
saat ditanya, aku bilang bahwa aku yakin kalau mama akan percaya padaku ketimbang fitnah dari beberapa orang pesantren. benar saja! mama percaya aku..

setiap kepercayaan mama adalah bekal paling berarti bagiku untuk melangkah..

ma.. lautan kata-kata pun tidak akan cukup untuk menggambarkan bahwa rasa terimakasihku begitu besar atas cinta mama yang dengan cuma-cuma mama berikan. aku cuma berharap agar dapat dipeluk oleh cinta mama di sisa hidupku. saat semuanya serba bersyarat, mama mencintaiku dengan begitu tulus..
aku juga bukan cuma berterimakasih, tapi juga berniat untuk membalas cinta mama yang begitu besar ma.. sekalipun rasanya tidak mungkin, tapi aku akan tetap berusaha membalas cinta mama.

selamat hari mama..
dari anakmu..

Azhar Irfansyah, Jogja penghujung 2008

1 komentar:

hannan's web mengatakan...

Nice story my boy, keep writing everything around you.....